Kisah Inspiratif Penghafal Al-qur'an - Menghadapi Ujian Sakit

kisah inspiratif penghafal alquran

Aku mulai menghafal Al-Qur'an tahun 2016 di sebuah pondok pesantren. Di tahun itu juga, aku mulai mengalami keluhan rasa nyeri di bagian pinggang. 

Tahun 2018, penyakitku semakin parah dan harus bolak balik masuk Rumah Sakit . Berbulan - bulan aku tidak murojaah, karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. 

Setelah kondisi badan cukup stabil, ku mulai lagi hafalanku, yang telah lama terhenti. Meski dengan kondisi pikiranku yang masih kacau. Aku masih sering bermimpi buruk dan merasakan ketakutan yang berlebihan. Tapi sayangnya, ayat yang kuhafal hampir tidak ada yang menyangkut di kepalaku. 

Kadang terlintas dalam benak ku, aku tidak pantas menjadi penghafal qur'an. Dan adanya penyakit ini adalah isyarat dari Tuhan, bahwa aku memang tidak ditakdirkan untuk itu. 

Akhirnya, kuputuskan untuk tidak meneruskan hafalanku. Ak meminta izin kepada ibuku yg sekaligus mnjdi penyimak ku. 

Meskipun begitu, aku tetap meneruskan sholat lilhifdzi yg di ijazahkan oleh Bu nyai ku dulu. 

Alhamdulillah atas pertolongan Allah dan pasti juga doa ibuku, semangat menghafal itu tumbuh lagi . Aku juga mengikuti komunitas penghafal qur'an sehingga semakin menambah semangatku untuk menghafal lagi. 

Aku menghafal sambil terus berobat jalan. Setelah berobat berpindah - pindah akhirnya di tahun 2019 barulah diketahui kalau aku terkena tbc paru paru dan tbc tulang belakang. 

Dokter menyuruhku untuk minum obat tb serta menjalani operasi tulang belakang. 

Tapi memang operasi nya harus menunggu antrian yang panjang dan lama. Sambil menunggu antrian, aku terus melanjutkan hafalanku. Dan memurojaah juz - juz yg telah ku hafal. Jumlah murojaah nya tidak tentu, karena yang menjadi targetku adalah  durasinya. 

Untuk menjaga semangatku dalam menghafal,  aku rutin membaca artikel / motivasi tentang menghafal qur'an 18 menit setiap hari nya.  

kisah inspiratif penghafal alquran

Meskipun ada kalanya sedih, kecewa, ataupun lelah datang menghampiri, tak apa, skip 1 atau dua hari asalkan jangan sampai berlarut - larut. 

Karena rasa nyeri di bagian pinggang dan punggung yang kurasakan, aku hanya bisa murojaah qur'an sambil bersandar. Ditambah perutku yang seperti ada tali yang mengikat karena bagian tubuhku yang agak membungkuk ke depan, sehingga perut bagian atas seperti menempel pada kulit, dan bagian bawahnya agak membuncit. Jadi sering kali aku murojaah sambil memegangi lipatan perut yang terasa tidak nyaman itu. 

Selain untuk mendarus qur'an dan olahraga ,hampir semua aktivitas kulakukan sambil berbaring. Dan biasanya ketika malam hari akan terasa nyeri sekali. Jadi setiap malam aku hanya berbaring sambil menonton film atau sejenisnya agar bisa lupa dengan rasa sakitnya. 

Kata salah satu dokter yang menanganiku dalam kondisi tulang ku yang cukup parah seperti ini , aku masih bisa berjalan (tidak lumpuh) dan tidak merasakan sesak sudah termasuk " Mu'jizat" atau mungkin karena sudah terbiasa. Aku tidak terlalu paham apa maksud beliau. 

Tapi memang kebanyakan teman - teman yang mengalami penyakit sepertiku, mengalami kelumpuhan. 

Alhamdulillah di tahun 2020 aku menyelesaikan hafalan ku. 

Hingga saat ini operasi ku belum juga terealisasikan, karena banyak kendala yang merintangi. Sebenarnya aku sudah mendapatkan jadwal tapi terkendala alat untuk saraf yg blm tersedia. Mohon doanya teman - teman semoga dilancarkan semuanya, dan semoga aku bisa sehat kembali.. 


Sahabat Pena: Amanah Asshidiqiyah


Comments

Popular posts from this blog

Kisah Inspiratif: Lika-liku Penghafal Qur'an Menghadapi Psikomatis

Keelokan Sang Akhirul Zaman yang Dinantikan Syafaatnya