Motivasi Islam: Indahnya Cara Allah Mengabulkan Doa Hamba-Nya
Motivasi Islam tentang dahsyatnya doa, inilah cerita singkat dari saudari kita Wahyu Mulya yang merasakan langsung mukjizatnya doa.
Berdoa merupakan tanda kedekatan seorang hamba kepada Allah SWT. Sebagai
seorang muslim sudah seharusnya kita berdoa setiap waktu, tidak hanya ketika
ditimpa masalah/ujian saja.
Sebab jika dirujuk dari arti katanya dalam Bahasa Arab doa berarti menyeru, memanggil, memohon, dan meminta. Mengenai doa tersebut terdapat beberapa pendapat ulama berikut:
majelistausiyahcinta.com
Sebab jika dirujuk dari arti katanya dalam Bahasa Arab doa berarti menyeru, memanggil, memohon, dan meminta. Mengenai doa tersebut terdapat beberapa pendapat ulama berikut:
·
Pendapat Imam at-Thaibi
Yang dimaksud berdoa menurut
beliau adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah SWT,
karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada
Pencipta serta merasa butuh kepada Allah.
·
Pendapat Quraish
Shihab
Doa ialah suatu permohonan hamba
kepada Tuhan-Nya agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan, baik
untuk si pemohon maupun pihak lain yang harus lahir dari lubuk hati yang
terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan kepada-Nya.
·
Pendapat Syaikh
Taqiyuddin Subki
Menurut beliau, berdoa lebih
khusus daripada beribadah. Artinya, barangsiapa sombong tidak mau beribadah,
maka pasti sombong tidak mau berdoa.
·
Pendapat Abdul Hamid
Mahmud
Menurut pendapat beliau doa
adalah keinginan terhadap Allah SWT atas apa yang ada pada-Nya dari semua
kebaikan dan mengadu kepada-Nya dengan memohon sesuatu.
·
Pendapat Muhammad
Kamil Hasan al-Mahami
Menurut beliau, doa adalah memohon kepada Allah SWT
untuk mendapatkan kebaikan dari-Nya.
Berkenaan dengan pendapat ulama di atas, sebagai seorang muslim sudah
seharusnya selalu berdoa kepada Allah dalam keadaan lapang maupun sempit. Hal
itu sebagaimana firman Allah dalam QS. Ghafir: 60 dan QS Al Baqarah: 186.
kuakecamatankarimun.blogspot.com
Berdasarkan
pembahasan mengenai berdoa di atas, saya pernah mengalami kondisi dimana saya
merasa insecure atas apa yang sedang
saya alami. Betapa tidak, saat itu tepat akhir tahun 2018 ibu saya yang
biasanya selalu tampak sehat bugar tiba-tiba divonis terkena stroke ringan oleh dokter.
Hal itu
bermula ketika saya bersama ibu dan adik akan pergi silaturahim ke rumah bibi
di desa sebelah. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ibu saya merasa seluruh
tubuhnya bagian kanan tidak bisa digerakkan, dan akhirnya lemas. Namun, ibu
tetap bilang kepada saya untuk tetap melanjutkan perjalanan ke rumah bibi.
Sesampai di rumah
bibi, ibu sudah tidak bisa menggerakkan seluruh tubuh bagian kanannya, dan bahkan
cara bicaranya pun sudah pelo. Bahkan, untuk sekedar turun dari motor saja
sudah tidak bisa. Hal itu membuat saya sebagai anak sangat bingung, dan tanpa
disadari air mata sudah menetes deras dengan sendirinya.
Tetapi, untungnya bibi
mengarahkan saya untuk berbuat apa dan dengan segera bibi meminta tolong
tetangganya yang berprofesi sebagai perawat untuk memeriksa ibu. Dan,
qadarullah tetangga bibi tersebut sedang berada di rumah. Sementara pemeriksaan
berlangsung di rumah bibi, saya kembali ke rumah untuk segera mengambil berkas
dan kartu BPJS untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.
Saya yang kembali
lagi ke rumah bibi, sontak kaget mengetahui tekanan darah ibu 200 per sekian
mmHg. Rasanya sangat takut akan kehilangan ibu, karena kami (saya dan adik)
masih sangat membutuhkan ibu meskipun saya tahu saya sudah mulai masuk usia
dewasa. Tapi bagaimana dengan adik yang masih kecil dan sangat membutuhkan ibu?
Sungguh, kami masih sangat membutuhkan ibu yang selalu mengingatkan dan
menguatkan kami kala apapun terjadi. Setelah saya datang kembali di rumah bibi,
kami yaitu saya dan bibi segera membawa ibu ke rumah sakit dengan naik
kendaraan seadanya kala itu.
Beruntung, karena di
rumah sakit ibu segera mendapat perawatn yang cepat dan tepat. Hingga akhirnya,
dokter memvonis ibu menderita stroke
ringan. Hal itu menyebabkan ibu tidak bisa menggerakkan separuh tubuh
bagian kanannya, harus melakukan city
scan pada bagian kepalanya, serta mengharuskan ibu opname selama kurang lebih seminggu di rumah sakit.
Pada hari
ketiga yaitu setelah dilakukan city scan,
hasilnya pun diberikan dokter kepada saya sebagai salah satu keluraganya di
rumah sakit sebab saat itu bapak belum datang karena masih bekerja. Dokter
mengatakan bahwa ibu harus diopname karena
ada bagian dari kepalanya yang membuka akibat stroke ringan tersebut dan akan pulih dalam waktu kurang lebih
seminggu.
Meskipun ibu sudah mendapat perawatan yang tepat dan terbaik, dan
bapak selalu menyempatkan ke rumah sakit pada sore hari usai bekerja. Tetapi
hati saya masih begitu lemah kala itu, air mata seolah tidak berhenti mengalir
kala saya melihat ibu, melihat semua pengorbanan ibu dalam merawat dan
membesarkan saya dan adik hingga sekarang. Tidak hentinya air mata mengalir
dalam setiap langkah saya selama hari-hari awal di rumah sakit, dalam setiap
sholat dan sujud.
Namun, satu hal yang
menyadarkan saya kala itu bahwa semua yang terjadi di dunia ini tidak lepas
dari campur tangan Allah SWT. Allah sungguh Maha Baik, Dia ingin melihat
seberapa kuat hamba-Nya beriman kepada-Nya. Terkadang memang, ujian dan cobaan
selalu datang disaat yang tidak disangka, begitupun dengan rezeki.
Hal yang
menguatkan saya adalah bahwa Allah tidak memberi cobaan pada hamba-Nya di luar
batas kemampuan hamba tersebut. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.
Al Baqarah: 286, yang mengungkapkan bahwa Allah tidak akan membebani seseorang diluar kesanggupannya.
Saya tak hentinya
berdoa pada Allah SWT, memohon pada-Nya agar mengangkat sakit yang diderita ibu
kala itu. Dan sungguh, Allah Maha Baik, Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui Kebaikan bagi hamba-Nya.
Atas doa dari bapak, dan sanak saudara yang
juga turut membesuk ibu kala itu, serta seluruh tetangga dan teman-teman saya
yang mengetahui sakitnya ibu, serta seluruh kerabat/tetangga kurang lebih satu
minggu di rumah sakit, ibu sudah diperbolehkan pulang ke rumah, tetapi masih
harus rutin check-up setiap bulannya.
Hal itu membuat saya teringat akan ajaran guru saya tentang waktu dikabulkannya
doa. Dulu, sempat guru saya berkata doa itu dikabulkan melalui 3 cara yaitu:
dikabulkan di dunia, dikabulkan di akhirat, dan digantikan dengan yang lebih
baik.
Pengalaman akhir
tahun 2018 sekaligus awal tahun 2019 tersebut menurut saya adalah hal yang
sungguh indah sepanjang perjalanan hidup dua puluh tahun ini. Sakitnya ibu
membuat saya belajar berbagai hal dalam hidup yang belum pernah saya dapatkan
sebelumnya.
Perihal kasih sayang, cinta, dan keikhlasan tulus yang benar-benar
bersumber dari hati sebagaimana yang sudah diberikan orang tua kepada
putra/putrinya termasuk yang diberikan ibu selama ini kepada saya, adik dan
keluarga. Dan sungguh, merupakan kebahagiaan tersendiri menikmati satu minggu
bersama dan menjadi orang pertama yang dibutuhkan ibu di rumah sakit ketika ibu
membutuhkan apa-apa.
Hal yang bisa menjadi
pelajaran untuk saya dan mungkin para pembaca semua adalah jangan pernah
berhenti berdoa, karena Allah Maha Mendengar dan Maha Memberi Kebaikan untuk
setiap hamba-Nya. Motivasi islam tersebut ditulis oleh Wahyu Mulya.-Mysanflawer-
Comments